RATUSAN pelajar begitu hanyut dalam keheningan saat mengikuti rangkaian trainning emotional, spiritual, and achivement motovation (ESAM) di pendapa Kabupaten Kendal, Minggu (12/4) pagi. Banyak di antara mereka yang menitikkan air mata, bahkan menangis histeris. Itu terjadi manakala, para siswa tersebut memasuki tahapan perenungan diri terhadap sikap perilaku mereka di masa lalu. Di benak mereka, mungkin menyesali sikapnya yang kurang baik terhadap orang tua, guru, serta orang lain. ’’Setelah muncul sikap penyesalan ini, perlahan para siswa merasakan kedamaian di sanubarinya. Ketika muncul kedamaian dan ketenangan itulah, kami memberikan motivasi kepada mereka tentang hidup yang lebih baik di masa datang,’’ papar Sunarto SPd MPd, trainner ESAM Kendal seusai kegiatan, kemarin siang. Di dalam motivasi tersebut, siswa tingkat SMA/SMK ini juga dibekali kiat-kiat sukses untuk menghadapi ujian nasional (UN) yang akan dilaksanakn pada 20-24 April mendatang. Antara-lain, membekali kepercayaan diri pada anak, membangkitkan keyakinan, sekaligus mengoptimalkan potensi diri dan melakukan suatu tindakan yang mendukung pada pencapaian dia.
Optimalisasi Otak
’’Selain memperbaiki sikap kepribadian pada siswa, tujuan akhir dari kegiatan ini adalah sukses UN. Berupa, meningkatkan angka kelulusan dan nilai rata-rata yang mereka peroleh dalam ujian itu dari tahun sebelumnya. Jadi, trainning ini bisa menjadi bekal siswa dalam menghadapi UN,’’ imbuhnya. Sunarto, yang juga kepala SMAN Rowosari Kendal itu menjelaskan, materi kegiatan antara lain, optimalisasi otak untuk berpikir melalui senam otak, kesadaran diri sebagai makhluk Tuhan, meningkatkan kemampuan belajar, mewujudkan visi pribadi dan perenungan diri. ’’Kegiatan ini diselenggarakan, karena dilatarbelakangi banyaknya pelajar kelas XII SMA/SMK yang panik dan kehilangan rasa percaya diri menjelang UN. Setelah mengikuti kegiatan, siswa diharapkan bangkit dan termotivasi.’’ Guru berprestasi tingkat Jateng itu menambahkan, kegiatan diikuti sebanyak 700 pelajar SMA/SMK negeri dan swasta di Kendal. Animo mereka untuk mengikuti trainning sangat tinggi. ’’Bahkan ada beberapa sekolah yang siswanya tidak bisa mengikuti kegiatan, lantaran terbatasnya tempat yang tersedia.’’(suaramerdeka : 13/4)
