Walaupun terlambat akhirnya saya bergabung juga dengan peserta pesantren Sabily di SMA Muh 1 Weleri atas prakarsa kang Sigid. Sebuah pertemuan para guru TIK dan non TIK serta penggiat dunia maya dari Kendal dan Sekitarnya. Bapak Onno w Purbo sebagai salah satu penulis dan pelopor Open source memperkenalkan U Buntu Sabily sebagai produk nasional diharapkan mampu menjadi bukti bahwa cinta Indonesia adalah dengan menggunakan shoftware nasional. Indonesia sebagai negara berkembang dengan julukan "miskin" ternyata memberikan pemasukan devisa bagi Amerika sebagai penguasa pertama dunia maya melalui productnya microsoft setiap bulannya.
Open source telah lama sebenarnya diperkenalkan kepada masyarakat tetapi sekali lagi ke-familiar-an microsoft kembali menjadi kendala. Sekilas peserta yang hadir hampir semua sepakat sudah saatnya kita menjadi negara "Miskin" yang bermartabat.
Bapak Oetomo selaku Kabid Dikmen dikpora kab. Kendal bahkan telah menyatakan beliau telah bermigrasi ke Linux (Open Source Sabily) memang perlu waktu untuk memasyarakatkan ini. Peserta lain bahkan juga sangat mengharapkan adanya gebrakan di kabupaten kendal sebagai kota yang berani melakukan migrasi dari microsoft ke Linux. Guru sebagai salah satu orang pertama yang menularkan segala ilmunya kepada siswa diharapkan menyebarkan kepada puluhan bahkan ratusan siswa. Seandainya ini bisa dilakukan maka kota Kendal akan menjadi kota pertama yang mungkin menjadi icon open source.
Di tengah harapan tersebut ternyata masih muncul dilema, salah satu product microsoft yaitu powerpoint sebagai media utama presentasi selain flash justru baru saja diperkenalkan dan menjadi media pembelajaran. apalagi bagi mereka yang baru mengenal power point tentunya akan sangat bersemangat belajar.Apakah jadinya bila tiba-tiba dilakukan perubahan secara radikal. Memang sangat ironis apabila beberapa pihak telah melakukan open source tetapi penggunaan software microsoft masih memasyarakat juga.
Dibutuhkan waktu dan keberanian pemangku kebijakan untuk menerapkan hal ini. selain itu juga kelengkapan softwarenya sendiri diharapkan selengkap microsoft karena apabila tidak lebih baik dari microsoft bukan tidak mungkin masyarakat akan kembali migrasi ke microsoft.Mengapa saya mengatakan demikian, karena masyarakat telah dimanjakan dengan fasilitas microsoft. Kedua keberanian mengubah kurikulum pembelajaran TIK SMP ataupun SMA dari microsoft ke Linux. Untuk sebuah perubahan memang perlu korban. Tetapi meminimalkan akibat yang muncul dari sebuah perubahan itu juga perlu dipikirkan.
Kiranya butuh pemikiran yang bijak dan waktu yang tepat guna melakukan open source secara "berjamaah" di Kabupaten Kendal ini. Lepas dari itu semua semoga apa yang telah ada dan yang akan ada dapat digunakan sebagai media pembelajarn yang dapat meningkatkan kualitas siswa.
Nurhadi,SPd