Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net
Terwujudnya Kendal yang Beriman, Bertaqwa, Cerdas, Terampil dan Berbudaya

13 September 2015

Mengenali Guru Profesional (disunting dari Tulisan Winarno Surakhmat)

Posted by Utomo 7:59 AM, under |


Guru Profesional : Mereka ada di sekeliling kita. Dan kalau kita cermat, kita mungkin dapat mengenalnya apabila kita bertemu dengan guru serupa itu. Perhatikanlah sekeliling Anda. Lihatlah guru itu, yang telah menyelesaikan dengan baik pendidikan profesionalnya dari sebuah lembaga pendi-dikan guru. Pada tahun-tahun awal sejak dia pertama kali menjadi guru, tidak banyak yang istimewa yang tampak di dalam guru itu. Bahkan penampilan awalnya sama saja dengan guru-guru yang lain. Bukan tidak kompeten, tetapi tidak ada keistimewaan apa pun yang tampak dari luar.

Tetapi perhatikanlah dia sekali lagi. Sekarang, setelah bertugas lebih dari lima ta-hun, dia mulai melampaui prestasi guru-guru seangkatannya. Dia dapat berbicara dengan semangat dan teliti mengenai keadaan sekolahnya, dan terutama mengenai murid-muridnya, lebih dari guru-guru lain. Sekali lagi, bukan karena dia terlalu istimewa, tetapi karena dia peduli, dia peduli dengan segala ketulusan. Apa yang dialaminya, direnungkannya; apa yang direnungkannya disuarakannya; apa yang disuarakannya dilaksanakannya; apa yang dilaksanakannya disempurnakannya. Dia mulai dapat melihat le-bih dalam, tembus lapisan permukaan apa-apa yang hanya kasat mata. Dialah itu, profesional tulen.

Tidak ada yang memerintahkan dia berbuat demikian, tetapi ini ter-jadi karena dia menghargai pekerjaannya. Ia menghargai anak bangsa yang dipercayakan kepadanya. Ia bangga pada pekerjaannya. Dan ia belajar terus, yang menjadikan cakrawala pemikirannya menjadi lebih luas. Jauh lebih luas dari apa yang dimilikinya lima tahun yang lalu.

Bahkan, banyak dari yang dipahaminya dan dipercayainya sekarang, dia tidak dapat mengingat pernah mempelajarinya ketika masih belajar menjadi guru. Dia malahan merasa bahwa sebenarnya, banyak juga yang dipelajari di sekolah guru yang ternyata tidak pernah berguna atau tidak dapat digunakan; karena itu, ada pengetahuan yang dikembangkan sendiri melalui proses pembelajaran yang berlangsung terus: ada yang dipelajarinya; tetapi ada yang dibuangnya.

Ia menjadi kritis, dan semakin hari semakin menjadi lebih kritis. Ia juga menjadi kreatif, dan makin menjadi kreatif, hal yang membahagiakan muridnya. Pada saat yang sama, ia menjadi lebih profesional dari sebelumnya. Itulah guru kita, yang hidup di dalam satu garis profesionalisme yang tidak pernah berhenti, karena perkembangannya telah didorong oleh kekuatan dari dalam dirinya. Maka proses itu pun menjadi sustainable.
Seperti apakah kita? Profesionalkah?

10 Agustus 2015

Indikator Kepala Sekolah Gagal

Posted by Utomo 10:22 PM, under |

Berikut ini adalah indikator kepala sekolah yang gagal yang disarikan dari berbagai hasil penelitian :
1. Tidak memiliki visi jelas
2. Tidak melakukan monitoring kualitas pengajaran yang dilakukan oleh guru
3. Tidak mampu mengkomunikasikan harapan yang tinggi kepada siswa dan staf sekolah
4. Tidak memiliki keyakinan bahwa sekolah mampu mencapai tujuan-tujuannya
5. Melakukan upaya mengimplementasikan kebijakan peningkatan mutu sekolah seorang diri
6. Tidak mampu menciptakan kerjasama /kolaborasi antar warga sekolah
7. Tidak mampu menciptakan suasana kondusif untuk mendiskusikan pelaksanaan pengajaran dengan guru
8. Membatasi kesempatan orang lain untuk menjadi pemimpin
9. Tidak mampu menggali dan memunculkan keterampilan guru di sekolah
10. Tidak mampu menyeimbangkan tanggungjawab pengajaran dengan tanggungjawab lainnya
11. Jarang terlihat kehadirannya di sekolah
12. Mengambil keputusan lebih banyak berdasarkan insting daripada berdasarkan data
13. Tidak mampu menilai kualitas pengajaran

04 Juni 2015

Kembali ke "Kitab Suci"

Posted by Utomo 8:27 AM, under |

Ibarat prabrik yang mengeluarkan produk barang,  saat diluncurkan di pasar tentu disertai dengan buku manual sebagai pedoman bagi calon pengguna agar barang yang dibeli dapat digunakan sesuai fungsinya, menjadi lebih awet karena terhindar dari kerusakan akibat salah prosedur penggunaan. Buku manual berfungsi sebagai kitab suci sebagai rujukan utama dalam penggunaan barang tersebut.
Demikian pula dengan kurikulum. Peluncuran sebuah kurikulum tentu dibarengi dengan "kitab suci" sebagai panduan bagi pelaksana kurikulum agar tidak "sesat jalan". Sayangnya banyak yang lupa dengan kitab sucinya. Ketika kurikulum 2006 dulu dilaksanakan banyak guru yang tidak membaca standar kompetensi lulusan, tidak membaca standar isi secara utuh. Bahkan ada yang mendapat Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar justru dari buku pegangan siswa. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan penilaian pun tidak merujuk dari standar proses dan standar penilaian.
Sedangkan kepala sekolah yang mestinya memfasilitasi kegiatan pembelajaran melalui pemberian dukungan manajemen, sarana prasara dan keuangan juga tidak menjadikan standar pengelolaan, standar sarana dan prasarana serta standar pembiayaan sebagai rujukan. Akibatnya antara sarana yang dibutuhkan guru dengan yang disediakan oleh sekolah tidak sesuai.
Dalam implementasi kurikulum 2013 pun tak jauh berbeda. Saat diluncurkan kurikulum 2013 sudah dilengkapi dengan peraturan-peraturan pendukung mulai dari permen 65, 66, 67, 68 sampai 81A yang kemudian disempurnakan dengan peraturan menteri tahun 2014 mulai dari Permendikbud no 57, 58,59,60,62,63,64, 102,103,104,105,111. Jika semuanya dibaca dan dipedomani inysa Allah tak akan sesat jalannya. Mari kembali ke"kitab suci".

19 Oktober 2014

Tips Mengoptimalkan Ruang Kelas Untuk Pembiasaan Sholat Berjamaah

Posted by Utomo 7:58 AM, under |

Tidak ada yang tidak sepakat bahwa pembiasaan sholat berjamaah perlu dilakukan di sekolah. Persoalannya adalah bagaimana jika sekolah tidak memiliki musholla.  Berikut adalah tips bagaimana  melakukan pembiasaan sholat jamaah dengan memanfaatkan ruang kelas.
  1. Buat kesepakatan dengan seluruh warga sekolah untuk melakukan sholat berjamaah dengan memanfaatkan kelas
  2. Kondisikan kelas selalu bersih dan suci dengan cara membersihkan secara rutin, dan tidak mengenakan alas kaki ketika masuk kelas
  3. Siapkan sumber air untuk mengambil air wudhu yang paling dekat dengan kelas, usahakan agar pemasangan kran air dan tempat wudhu tidak mengurangi estetika dan kebersihan lingkungan
  4. Kondisikan siswa untuk berbagi peran (peran menata kelas menjadi musholla, imam, dan pengisi kultum)
  5. Buat kesepakatan dengan siswa tentang waktu untuk keseluruhan kegiatan sehingga tidak mengganggu jam pembelajaran efektif atau sekolah memberikan waktu khusus untuk kegiatan ini
  6. Tugasi semua guru untuk menjadi pendamping kegiatan pada masing-masing kelas dan melaksanakan pendampingan secara optimal
Ketika memasuki waktu sholat sebagian siswa  ditugasi secara bergantian  menata kelas  dan sebagian yang lain mengambil air wudhu. Penataan kelas dilakukan dengan cara menggeser meja dan kursi yang ada sehingga di kelas tersebut ada space ruangan yang bisa digunakan untuk sholat berjamaah  sambil menunggu giliran mengambil air wudhu. Jika semuanya telah siap ada siswa yang dijadwal sebagai imam dan ada yang ditugasi menjadi pengisi kultum.
Keuntungan kegiatan ini antara lain (1) kelas terjaga kebersihannya, (2) anak berlatih tanggungjawab sesuai tugasnya, (3) anak berlatih disiplin waktu, (4) anak berlatih memimpin dan menjadi imam, (5) anak berlatih menghargai sesama. 
Keberhasilan kegiatan ini sangat tergantung pada :
1. Kekompakan  dan dukungan seluruh guru
2. Penyediaan sumber air dan kran air yang dekat dengan kelas 
3. Pendampingan oleh guru kelas masing-masing


15 Oktober 2014

Memaksimalkan Fungsi Kegiatan Sholat Dhuhur Berjamaah diSekolah

Posted by Utomo 7:53 AM, under |

Kegiatan sholat dhuhur berjamaah di sekolah sudah banyak dilakukan oleh sekolah. Kegiatan ini merupakan bagian dari pembiasaan beribadah untuk menanamkan nilai-nilai religius di sekolah. Namun demikian menurut pengamatan penulis selama melaksanakan kunjungan ke sekolah kegiatan ini belum dimanfaatkan secara maksimal  sebagai wahana pembinaan kesiswaan. Fakta-fakta menunjukkan bahwa sholat dhuhur berjamaah masih menjadi aktivitas rutin. Siswa belum diberdayakan secara maksimal. Pada beberapa sekolah bahkan untuk bertugas sebagai muadzin saja siswa belum diberi kesempatan, apalagi sebagai imam dan pengisi kultum. Pada beberapa sekolah yang sudah memberi kesempatan siswa menjadi muadzin, imam atau pengisi kultum masih belum memanfaatkan penugasan siswa tersebut secara maksimal. Sekolah sudah merasa nyaman apabila siswa telah melakukan tugasnya sesuai jadwal yang direncanakan.
Padahal sebenarnya kegiatan sholat dhuhur berjamaah ini jika dikemas dengan baik akan bisa menjadi sarana untuk melakukan pembinaan secara efektif kepada para siswa. Hal ini tentu memerlukan kerjasama dan sinergi semua pihak mulai dari kepala sekolah, wakasek, pembina osis, guru mata pelajaran serta pengurus OSIS. Berikut adalah langkah-langkah memanfaatkan sholat dhuhur untuk membina siswa.
1. Menyusun jadwal siswa yang bertugas sebagai muadzin, imam dan pengisi kultum
2. Membagi tugas guru untuk melakukan pendampingan kegiatan menilai adzan, mempersiapkan materi kultum dan menilai kultum
3. Mendampingi kegiatan sholat dhuhur dan melaksanakan tugas sesuai fungsi masing-masing
4. Setiap selesai kegiatan guru melakukan pertemuan dengan siswa yang bertugas sebagai muadzin, pengisi kultum untuk diberikan umpan balik, saran dan masukan untuk perbaikan kualitas adzan dan kultumnya
5. Meminta siswa petugas adzan dan kultum untuk berlatih adzan dan kultum sesuai masukan dan saran guru
6. Meminta anak untuk melaporkan hasil latihannya dengan cara mengirimkan rekaman adzan atau kultum terbaik hasil latihan kepada guru
7. Guru memberikan penilaian dan  penguatan terhadap hasil laporan siswa
Insya Allah dengan cara demikian sholat dhuhur berjamaah tidak hanya sebagai kegiatan pembiasaan ibadah saja tetapi akan berfungsi maksimal sebagai wahana mpembinaan kesiswaan . Setiap hari akan dihasilkan muadzin-muadzin yang handal dan pengisi kultum yang terlatih. Selamat mencoba

11 Oktober 2014

Diskusi Penilaian Autentik

Posted by Utomo 4:07 AM, under |

Bertempat di Ruang Rapat Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, forum JIP Kendal mengadakan diskusi untuk meningkatkan pemahaman tentang Kurikulum 2013. Topik yang didiskusikan adalah bagaimana melaksanakan penilaian autentik dalam pembelajaran. Diskusi dibuka dengan pemaparan pengalaman ibu Linda (guru bahasa inggris) SMAN 1 Boja dan dilanjutkan dengan pembahasan oleh persta yang hadir. Hadior dalam kegiatan tersebut Kabid Dikmen Dinas Pendidikan dan Kasi SMA.

20 September 2014

Lomba Penyusunan RPP Kurikulum 2013

Posted by Utomo 8:52 AM, under |

Dalam rangka memantapkan pemahaman guru dalam menyusun RPP berdasarkan kurikulum 2013 Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia Kabupaten Kendal akan melaksanakan lomba penyusunan  RPP yang akan dilaksanakan selama 5 hari berturut-turut mulai tanggal 20 s.d 24 Oktober 2014.
Lomba ini diharapkan diikuti oleh  perwakilan semua guru mata pelajaran dari semua SMP/SMA/SMK se Kabupaten Kendal dengan ketentuan setiap  sekolah mengirimkan sebanyak mata pelajaran sesuai struktur kurikulum.
Dalam lomba tersebut setiap guru hanya diperkenankan membawa silabus dan alat tulis dan tidak diperkenankan membawa bahan bacaan lain. Setiap guru akan mendapatkan KD tertentu yang diperoleh secara undian untuk dibuat RPPnya.
Adapun kriteria penilaian mencakup; (1) kelengkapan komponen RPP, (2) kesesuaian rumusan indikator dengan Kompetensi Dasar, (3) Kesesuaian pemilihan metode dengan kompetensi yang akan dicapai, (5) kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik, (6) kesesuaian penilaian, (7) kelengkapan instrumen penilaian

28 Oktober 2013

Memaknai Sumpah Pemuda 1928

Posted by Utomo 6:35 AM, under |

Hari ini kita semua bangsa Indonesia memperingati hari sumpah pemuda. Mengadakan upacara peringatas saya kira itu hal yang baik tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kita menghayati makna sumpah pemuda dan menerapkannya dalam konteks saat ini. AMbil saja salah satu yang melatar belakangi terjadinya sumpah pemuda adalah kesadaran akan pentingnya persatuan, pentingnya kekompakan antar semua eleman"pemuda saatitu sebagai pelopornya". Saat itu yang ada hanyalah bagaimana seluruh eleman bangsa yang rtepresentasikan oleh gerakan-gerakan kepemudaan yang tersebar di seluruh Nusantara dengan kekhasan masing-0masing melebur menjadi satu pemuda Indonesia.
Maka jika saat ini di era otonomi ini kita mengeset ulang pola pikir kita untuk menyatukan kembali pola pikir dan pola tindak dalam rangka satu bangsa bangsa Indonesia dan kita hilangkan pandangan-pandangan sempit serta kepentingan kedaerahan yang menghambat kemajuan.
Dalam dunia pendidikan banyak daerah yang kelebihan guru dan kelebihan potensi sementara di daerah kabupaten kota lain kekurangan maka dengan semangat sumpah pemuda pandangan sempit yang hanya memberikan kesempatan kepada putra daerah adalah sesuatu yang harus dihapus..

06 September 2013

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Silabus Kurikulum 2013 SMA

Posted by Unknown 4:53 PM, under ,, | 4 comments

Assalamualaikum wr. wb.
Mensikapi pemberlakuan Kurikulum 2013 bagi sekolah piloting mungkin tidak menjadi soal karena memang telah didukung dengan segala kebutuhan untuk pelaksanaannya, namun tentunya bagi sekolah lain yang tahun depan juga berkewajiban untuk melaksanakan proigram tersebut tentunya sangatlah penting untuk mempelajari setiap dokumen yang mendukung terselenggaranya kurikulum tersebut guna menyongsong pembelakuannya.
Di bawah ini kami sajikan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Silabus Kurikulum 2013 untuk jenjang SMA.
Silahkan di cermati :

22 Agustus 2013

MENYEMAI NILAI – NILAI PANCASILA

Posted by sukasmo 9:27 AM, under , | 3 comments



Dunia pendidikan kita seolah memiliki dua sisi yang jika dipahami dengan baik memiliki kontradiksi cukup tajam. Satu sisi setiap tahun Indonesia diharumkan oleh putra-putri bangsa melalui olimpiade ilmu pasti seperti matematika dan fisika. Hal tersebut tentunya sangat mampu membuat guru se-Indonesia tersenyum bangga. Akan tetapi tidak jarang wajah kita sedikit mengerut jika mendengar pemberitaan tawuran pelajar, penyalahgunaan narkoba, dan beberapa potret suram sebagian anak didik kita. Dan sangat disayangkan biasanya ekspos hal-hal positif dunia pendidikan kita hanya disebarkan dengan durasi yang tidak sepanjang pemberitaan carut-marutnya kondisi kita.

20 Agustus 2013

Membudayakan peserta didik untuk tidak jajan makanan di jalanan

Posted by sukasmo 8:57 AM, under , | 1 comment



Hampir semua makanan dan minuman yang dijual di luar pagar sekolah ataupun didalam sekolah mengandung bahan pengawet ataupun zat adiktif. Zat adiktif maupun bahan pengawet sering ditemukan adalah zat pewarna, zat pemanis, dan zat pengawet. Bahkan tak jarang kita menemukan didalam makanan yang dijual dan dikonsumsi oleh anak didik kita ada yang mengandung Rhodamin B, borak, dan formalin.

Penanda

Arsip Blog